Sunday, April 17, 2005

Dari Bisnis Sampai Garam (Wisata Kata)

Di Amerika Serikat ada lomba mengeja kata bagi murid sekolah, disebut spelling bees. Acara ini membuat kita geleng-geleng kepala. Betapa tidak. Anak-anak yang masih "bau kencur" itu diminta mengeja kata yang sulit dieja dan kadang-kadang artinya pun tidak semua orang tahu. Contohnya incandescence, callisthenics, onomatopoeic, Mississippi, Massachusetts ... (berapa huruf s, p, dan t-nya?)

Sekiranya Anda diminta mengeja kata bisnis dalam bahasa Inggris, dapatkah Anda menjawab dengan benar? Jika dalam sekejap Anda menjawab: b-u-s-i-n-e-s-s, bayangkan secepat apa peserta spelling bees memberikan jawaban mereka. Tetapi, di masa lalu, bahkan para jenius pun dibuat pusing tujuh keliling karena bentuk kata business bisa melebihi 30 macam, antara lain bissinesse, besynes, besiness, bysness, buseness.

Kata business, yang diserap menjadi bisnis dalam bahasa Indonesia, mula-mula berbentuk busy-ness, yaitu "sibuk melakukan sesuatu" atau "being busy about something". Tetapi, di masa lalu, jika seseorang disibukkan oleh bisnis, dia dicurigai terlibat dalam kegiatan yang mencelakakan orang. Baru kemudianlah kata itu berarti "melakukan kegiatan apa pun", dan akhirnya berarti bisnis yang kita kenal sekarang.

Bank bangkrut kehabisan dolar

Membicarakan bisnis tentu tidak lepas dari urusan bank, yang sekarang berarti tempat para pelaku bisnis menyimpan, mengirimkan, atau mengambil uang. Tetapi, tahukah Anda bahwa para bankir Mesir dan pedagang valuta asing Inggris di masa lalu melakukan bisnis sambil duduk-duduk di bangku? Dari kata bangku inilah kita mendapatkan kata bank, yang dipinjam dari kata Jerman, bangk-. Istilah "bangku peminjaman uang" berasal dari kata Itali kuno banca dan kata Prancis banque yang berarti bangku, yang juga berakar dari kata Jerman bangk-.

Kata turunannya, bangkrut atau bankrupt yang masuk ke khazanah bahasa Inggris pada abad ke-15, berasal dari istilah Itali banca rotta, yang secara harfiah berarti "bangku pecah". Sempalan suku kata "rupt" memang berarti pecah dalam bahasa Latin; jadi, jika seseorang bankrupt, arti harfiahnya adalah bangkunya pecah alias bisnisnya berantakan.

Sekarang, tahukah Anda nama mata uang yang paling populer di dunia? Tidak salah kalau Anda menjawab dolar. Riwayat kata ini dimulai pada abad ke-16. Pada waktu itu, uang dibentuk menjadi koin yang bahannya diambil dari tambang perak di Bohemia, di daerah pegunungan Erzgebirge, Cekoslowakia. Daerah pertambangan itu berada di Lembah Joachim atau Joachimstahl. Koin uang itu kemudian dinamakan Joachimstahler, disingkat Thaler, dan dengan mudah lafalnya berubah menjadi dolar. Pada sekitar tahun 1700, ejaan Inggris dollar menjadi baku, dan pada tahun 1785 kata itu digunakan sebagai nama satuan mata uang di Amerika Serikat. Sekarang, dolar adalah nama mata uang di sekitar 30 negara, misalnya Australia, Kanada, Hong Kong, New Zealand, Singapura, dan Zimbabwe.

Anda seorang broker?

Seiring dengan perkembangan pesat ekonomi Indonesia, peristilahan dalam bidang keuangan dan perbankan pun mengalami kemajuan mengesankan. Belum terlalu lama kita mengenal istilah pagu kredit, pangsa pasar, pemasok, bursa, waralaba, nirlaba, dan kinerja.

 Setelah Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai berkiprah, sebuah istilah langsung mencuat -- pialang. Dulu, istilah ini dikenal awam sebagai calo atau makelar, tetapi kedua kata ini rupanya terdengar kurang sedap di telinga. Bagaimana kalau broker? Para pemuda berdasi yang sibuk menawarkan saham di lantai bursa mungkin langsung manggut-manggut. Tetapi, masihkah mereka mau disebut broker setelah tahu riwayat di balik kata tersebut?

Kata broker berasal dari bahasa Anglo-Norman brocour yang berarti "pedagang kecil". Dalam bahasa Prancis tempo dulu, seorang broker sama dengan brokiere, yaitu orang yang pekerjaannya membuka tutup botol minuman anggur. Makna kata ini terus berkembang menjadi "penjual minuman anggur". Tetapi, sekitar akhir abad ke-14 di Inggris, kata itu adalah cap bagi makelar cinta alias germo atau mucikari, atau bahkan si perusak perkawinan atau marriage broker. Akhirnya, kata broker disandang para pedagang eceran, perantara, atau penjual apa saja, termasuk penjual saham. Jadi, muda-mudi bertelepon genggam di lantai BEJ atau di NYSE di Wall Street mungkin tidak tahu bahwa menurut sejarah, mereka itu dulunya sama saja dengan pembuka botol, pedagang minuman, atau malah profesi yang lebih "menyeramkan".

Economist si pengatur budget

Apakah Anda seorang ekonom, ahli ekonomi, atau economist? Apakah Anda seorang petugas pembukuan yang hemat dan cermat, yang cakap mengelola uang, yang mampu mengatur suatu masyarakat, wilayah permukiman, atau bisnis tanpa pernah merugi? Kalau ya, Anda sungguh seorang "pengurus rumah" sejati, karena memang itulah arti kata economist di masa lalu. Kata Yunani oikonomia secara harfiah berarti "manajemen rumah". Jadi, seorang economist mempraktekkan oikonomia, dan karena itu ia haruslah seorang "manajer rumah" yang berpenampilan rapi dan apik.

Bagaimana cara seorang economist mengelola keuangan? Dia menentukan anggaran bisnisnya atau menetapkan budget. Kaum saudagar Prancis di Zaman Pertengahan membawa uang mereka dalam sebuah bougette atau "tas kecil", kata yang berasal dari bahasa Latin bulga yang berarti "tas kulit". Bahasa Inggris memungut kata tersebut pada abad ke-15, lalu ejaannya berubah menjadi budget pada tahun 1611. Makna yang menyangkut keuangan baru muncul pada abad ke-18, tepatnya pada tahun 1733 ketika kata itu diartikan sebagai "pernyataan tentang posisi keuangan pemerintah untuk tahun berjalan, berdasarkan perkiraan pengeluaran dan pendapatan" - mirip dengan makna yang berlaku sekarang. Pada tahun 1850, istilah budget mulai digunakan untuk kepentingan yang bersifat non-pemerintah dan semakin lazim digunakan untuk anggaran keluarga atau perseorangan. Dari sini maknanya berkembang menjadi "uang yang tersedia, diperlukan, atau dijatahkan untuk keperluan tertentu". Nah, manakala menetapkan budget untuk berlibur, masihkah Anda memerlukan bulga untuk menyimpan uang? Setahu saya, Anda cukup membawa sekeping kartu kredit atau uang plastik. Bahkan sebuah bulga pun terlalu besar untuk menyimpan "uang" tersebut!

Boss Demokrat vs Leader Republik

Dalam bisnis, ada istilah atasan dan bawahan, ada boss dan "keroco". Kata Inggris boss, yang tercantum sebagai entri "bos" dalam KBBI, diperkirakan masuk ke dalam bahasa Inggris pada pertengahan abad ke-17, dari bahasa Belanda baas yang berarti majikan. Masuknya melalui New Amsterdam, kota yang berganti nama menjadi New York ketika diambil alih Inggris. Perjanjian Breda yang ditandatangani Inggris, Belanda, Prancis, dan Denmark mengalihkan kedaulatan New York ke tangan Inggris, dan pengaruh Belanda yang membekas dengan kuat adalah penginggrisan sejumlah kata Belanda, antara lain kata baas itu.

Kata boss mengalami perkembangan selama masa perbudakan di Amerika, tetapi ceritanya kurang menarik. Meskipun begitu, ada satu yang ingin saya sampaikan, khususnya menjelang kampanye pemilihan presiden di Amerika Serikat antara Bill Clinton dari Partai Demokrat dan Bob Dole dari Partai Republik. Dole adalah calon yang dibanggakan pendukungnya sebagai pemimpin bangsa yang hebat, dan mungkin saja dia tertarik untuk mengutip kata-kata pendahulunya, Harry Truman, mantan Presiden AS (1945-53): "When a leader is in the Democratic Party, he's a boss; when he's in the Republican Party, he's a leader".

Nepotisme

Sekarang, mari kita beralih ke pemimpin tertinggi pemeluk agama Katolik, para paus. Menurut ketentuan agama ini, paus tidak diizinkan menikah, dan karena itu pula tidak memiliki keturunan. Para paus di masa lalu sering bertukar pikiran dan melimpahkan tugas kegerejaan kepada keponakan mereka. Dalam bahasa Latin, keponakan adalah nepos atau nepotis. Nah, kebiasaan para paus ini kemudian disebut nepotisme.

Ketika Bakrie Brothers, sebuah perusahaan keluarga terkenal di Indonesia, mempekerjakan Tanri Abeng yang bukan keluarga Bakrie sebagai manajer perusahaan, dikatakan bahwa Bakrie telah menanggalkan paham nepotisme. Sebaliknya, Ferdinand Marcos, mantan presiden Filipina, dituduh menganut nepotisme walaupun tidak mempekerjakan keponakannya - istri dan anak-anaknyalah yang dijadikan pejabat tinggi dalam pemerintahannya. Jadi, di masa sekarang, nepotisme tidak lagi berarti kegiatan paus yang mengutamakan keponakan, tetapi sudah merambah ke bidang bisnis dan politik dengan melibatkan kerabat atau keluarga dekat.

Anda menerima salary?

Jika Anda bekerja, secara berkala Anda menerima upah, bukan? Mungkin Anda menggeleng dan membetulkan: "Bukan upah, saya menerima salary". Baiklah. Tapi, tahukah Anda bahwa salary berasal dari kata Latin salarium atau ... upah berupa garam? Manusia di masa lalu rupanya sudah mafhum bahwa garam adalah salah satu bagian penting diet manusia sehingga sebagian dari upah yang dibayarkan kepada serdadu Romawi pun dimaksudkan untuk membeli garam (kata Latin-nya sal). Kata salary terus berkembang maknanya, dan sekarang diartikan setiap jenis upah atau gaji. Jadi, bila Anda menerima salary, jangan lupa, sebagian daripadanya dimaksudkan untuk membeli garam!

Penutup

Dari bisnis, bank, dolar, broker ... akhirnya kita terdampar pada kata "garam". Pada awal 1960an, Sofia kecil pernah membaca buku tentang seorang raja yang diberi garam oleh salah seorang anaknya. Si raja marah karena merasa dirinya tidak dihargai. Ia baru merasakan betapa tawarnya kehidupan tanpa garam setelah Tuhan memusnahkan garam dari bumi. Sejak saat itulah Sofia kecil menghargai garam, dan paham akan pepatah "bagai sayur tak bergaram". Bagaimana dengan Anda?

(Sumber: Word Origins, Webster's Word Histories, Dictionary of Word Origins, dan berbagai kamus)


Berita Buku, Juli 1996

No comments:

Post a Comment