Wednesday, March 19, 2008

Kerusuhan JSers Bandung 11 Maret 2008

Semuanya dimulai dengan email Aisa ke beberapa orang JSers Bandung awal Maret, biasaaa, ngomporin agar kita kumpul untuk menjajal Warung Sambel di Jl. Dago. 

Tapi, kompor ini ditanggapi oleh salah seorang JSr bahwa sambelnya ngga enak, muahal pula. Dari sekian banyak sambel, cuma satu yang enak katanya (sori, lupa lagi yang mana). Yeee, ngapain juga atuh nyobain makanan yang udah jelas gak enak?  Ntar hanjakal lagi dong, seperti waktu JSers Bandung menjajal Rawon Setan Bu Endang di Paskal Square, yang gak ada enak-enaknya sama sekali. Persis seperti review di milis JS baru2 ini.  Hueraaaan, kok laku ya?  Sampe bisa buka cabang di banyak tempat?

Anyway, busway, saya coba ngomporin dengan mengajukan Warung Bali LALAH sebagai alternatif — makanannya juga sama pedes, tapi rasanya bisa diacungi 2 jempol.  Buktinya LALAH dapat pujian dari Lidia Tanod yang bikin reviewnya di milis JS, yang juga mampir ke sana atas komporannya Cindy Ceretch.  Pasti ngga akan meleset lah, wong seleras Lidia suka klop kok ama selera saya.

Eh, ternyata banyak yang setuju, maka disepakatilah kerusuhan JS Bandung kali ini akan berlangsung Selasa 11 Maret jam 7 malam di LALAH, dengan pintong TBD (to be determined) – hehehe, kayak status Ketua PSSI di website FIFA aja neh!

Setelah seminggu pengumuman itu beredar, tercatat belasan JSers Bdg yang akan ikut kerusuhan kali ini, tapi pada Hari-H ternyata yang ngumpul hanya 10 orang: Budi + istri, Sofia, Yohana, Susi, Janti, Sienny, Aisa, Linda Cheang, dan Lily (ditulis berdasarkan urutan kedatangan).

Sienny, Aisa, dan Janti mampir dulu ke Warung Sambel, beli sambel untuk dibawa ke LALAH.  Terang aja pelayan LALAH pada bengong, kok ini rombongan minta piring kosong untuk tempat sambel dari resto laen?  Hihihihi, untung gak disita tuh dua piring sambel yang terdiri atas 6 macam sambel… Sienny, sambel apa aja tuh?  Kenapa 2 piring?  Karena ada yang pedes pisan dan pedes ringan! Harganya Rp32.000 – muahiiil kata Sienny mah.

Dari semua sambel yang ada, buat saya cuma sambel udang yang kepake… yang lain mah biasa2 aja… atau barangkali saya aja yang gak terlalu suka sambel ya?  Tambahin ceritanya ya Sien, Janti, Aisa?

Oke, sekarang review LALAH ya.  Karena saya sudah beberapa kali ke situ, termasuk ngajak ibu-ibu arisan Cipaku yang semuanya puas, dengan mudah bisa minta apke ruang VIP yang terpisah, yang bisa muat sekitar 12-15 orang.

Sambil menunggu JSers yang lain, dan atas perintah Janti lewat sms yang minta dipesenin aja duluan, maka lima orang pendatang pertama pun berembuk.  Mula-mula, dengan gaya JS yang sok mau makan sepiring berdua atau berlima, dan dnegan diwanti-wanti akan pintong, kami memutuskan untuk hanya pesan sedikit saja:

Bebek goreng ½ ekor (Rp25k) – ini untuk membuktikan pujian Lidia
Bebek bakar ½ ekor (Rp25k) – karena saya memang suka bakar2an
Ayam betutu original 2 @ Rp13k – karena saya sudah coba dan terpikat
Lawar, Urap kalas, Tumis jamur bulan masing2 1 porsi @ Rp8k – karena kata Pak BW mesti ada sayurnya biar tetap sehat dan bisa tetap jalan-jalan sambil makan-makan!

Sate lilit ikan 1 porsi isi 5 (Rp15k)
Nasi 6 porsi aja
Mix Juices minta semuanya, 9 gelas dengan aneka rasa @ Rp12k
Air mineral
Air teh tawar

Mula-mula minuman datang satu per satu dan langsung diserbu beramai-ramai, masing2 punya sedotan sendiri.  Ternyata semuanya enak, kecuali yang ada campuran caisim-nya, tapi yang ini justru disukai ama… eh sapa ya? Lily?

Jawaranya adalah Blue Delight, suegeeer banget, tampilannya juga cantik, biru menggoda di dasar gelas, lalu di atasnya putih menawan hati, dan di bagian atasnya ada semburat warna abu-abu, sementara rasa yang dominan adalah rasa sirsak.  Yang juga dipujiken adalah yang namanya Dalmatian karena memang tampilannya putih berbintik-bintik hitam yang berasal dari serpihan Oreo. Yang stroberi dan bluberry memang enak juga, tapi tidak istimewa. Duuh, maapin Janti, bon-nya hilang, jadi gak hafal nama minumannya.

Sambil menunggu makanan datang, Sienny mengeluarkan irisan dodol keranjang yang digoreng pake telur… yummy!  The best dodol keranjang I've ever tasted.  Dodolnya lembuuut, dan manisnya cukup, gak giung seperti dodol yang biasa dijual di toko.  Makacih ya Sien, sebetulnya pingin juga tuh bawa pulang sisanya, tapi udah keduluan Susi… hehehe, next year ya Sien?

Oke, makanan pun mulai berdatangan dan… aduhai!  KURANG BANYAK!!!  Dengan kalap semua menyerbu, dan langsung pesan lagi dan lagi dan lagi dan lagi!  Akhirnya, pesanan ditambah dengan ½ ekor bebek goreng, ½ ekor bebek bakar, 2 ayam betutu, 1 tumis jamur bulan, 1 urap kalas, dan 4 (atau 5 ya?) porsi nasi.

Yang pertama saya coba adalah bebek bakar, maknyuuus!  Dagingnya lembut, bumbunya terasa banget, dan sama sekali tidak pedas menurut lidah saya.  Kata Aisa terlalu manis, tapi Non yang satu ini memang ngga suka kecap, so bisa dianggap biased dong – hehehehe

Bebek gorengnya juga sama, lembut dan berasa sekali bumbunya, warnanya cokelat nan cantik.  Apalagi ayam betutunya, benar2 jauh lebih enak daripada ayam impor bergambar sang kolonel tea.  Warnanya kuning ceria, padahal rasanya puedes bo!  Setiap suwiran dagingnya serasa membelai lidah – duh ini mah nyontek ulasan khas Capt Gatot!

Demikian pula sate lilit ikannya, tetap menggoda karena bumbunya yang khas.  Sayang kami cuma pesan 1 porsi, jadi kayaknya ada yang ngga kebagian ya?  Semua sibuk dengan bebek dan ayam dan sambel dari Warung Sambel.

Oh ya, hampir lupa – sayurannya!  5 porsi semuanya tandas das daaas! Tumis jamur bulannya benar2 lembut menggoda iman!  Lawarnya juga pedas2 enak, tampilannya mirip karedok.  Sementara urap kalasnya, yakni tumis kacang panjang yang dibalut santan kental, jadi jawaranya.  Selintas dalam benak saya ada keraguan, apakah ini kacang panjang dibalut cream cheese?  Untung gak keburu nanya, karena Yohana langsung berkomentar: "enak banget ya santennya!"  oooh, itu teh santen rupanya!  iiih, jadi malu, ketauan gak suka ke dapur!

Oke, sekitar jam 20.30, perut sudah kenyang, tapi kan mesti pintong dong – kan namanya juga anak JS!  Karena warung es krim Ritz yang direview dr Sindhi ngga buka hari Selasa, kami memutuskan untuk pintong keee… Honeymoon Dessert di Ciwalk.

Kami ber-10 masih komplit, milih tempat di lantai atas yang bebas asap rokok.  Ada 5 porsi dessert yang dipesan... yang mirip ronde pesannya 2 porsi karena ternyata ini favorit banyak orang yang sudah pernah ke situ.  Buat saya sendiri yang paling enak adalah bola-bola durian, wuiiiih, heavenly!  Mirip kue moci, tapi ukurannya lebih besar, balutan kuenya yang berwarna hijau muda itu lebih tebal dan lembut, dan daging duriannya benar2 muantapf!  Lain kali mau diulang ah datang ke situuu…

Yang lainnya lumayan enak juga, sayang lupa namanya, tapi tampilannya seperti kolak bersantan putih, ada butiran hitamn seperti caviar (!!) dan potongan apaaa gitu.  Lalu, ada juga "kolak" yang isinya 1 scoop durian dan 1 scoop ketan hitam… yum2 juga… yang kurang enak adalah yang bahannya dari mangga, tapi ya habis juga tuh!

Kami bubar menjelang jam 22.00 dengan janji akan ketemuan lagi bulan depan, menjajal CafĂ© Beirut, arabian food, di dekat rumahku di Setiabudi.  Mau nyoba sisha!  Kan kalo sendiri mah mana berani bo!

Oh ya, kerusakan di LALAH tidak terlalu besar, hanya Rp350k karena ada diskon 15% dengan kartu kredit BCA.  Sambel Rp32k, sementara dessert Rp110k. Total sekitar Rp45k per orang, tapi puas deh, soalnya uenaaak banget!  Dan suasananya itu lho – money can't buy!

Wuih, rasanya sudah gak sabar menunggu kerusuhan Jser Bandung next month…

Foto akan segera diumumkan dalam posting terpisah oleh Janti dan Sienny dan Susi yang sibuk motret!

Salam nikmat,
Sofia a.k.a. NiFi